Saham energi baru terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menopang IHSG pada sesi I hari ini dengan mencapai 25,6 poin indeks.
Lalu IHSG menguat cukup fluktuatif pada awal sesi I hari ini. IHSG pun menguat setelahnya Libur panjang Idul Adha 1445 H membuat perdagangan di pasar saham Indonesia hanya akan berlangsung selama tiga hari pada pekan ini.
Di sisi lain, antusiasme terhadap IHSG muncul di tengah surplus perdagangan Indonesia. Pada Mei lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 48 bulan berturut-turut.
Surplus RI kali ini mencapai $2,93 miliar yang berasal dari selisih ekspor sebesar $22,33 miliar dan impor sebesar $19,40 miliar.
M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, mengatakan surplus pada Mei lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.
Surplus Mei 2024 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas yakni sebesar USD 4,26 miliar dengan komoditas penyumbang utama adalah bahan bakar mineral (batubara), lemak dan minyak hewani, besi dan baja, jelas Habibullah.
Sementara itu, surplus perdagangan nonmigas lebih rendah dibandingkan bulan lalu, namun lebih tinggi dibandingkan Mei 2023. Kemudian, BPS melaporkan neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar $1,33 miliar yang disebabkan oleh migas. komoditas minyak. Namun defisit ini lebih rendah dibandingkan April 2024 yang sebesar USD 1,63 miliar.
BPS juga mencatat tiga besar penyumbang surplus Indonesia adalah India sebesar US$1,5 miliar, Amerika Serikat sebesar US$1,20 miliar, dan Jepang sebesar US$742,2 juta.
Pelaku pasar dalam negeri akan terus mencermati data neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus Keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) terkait dengan kebijakan suku bunga acuan.
Hari ini dan Kamis depan, BI rapat Dewan Gubernur (RDG) akan berlangsung pada Juni 2024 dan hasilnya akan diumumkan Kamis depan. Hasil RDG juga akan mencakup keputusan terkini mengenai suku bunga acuan.
BI Rate acuan diperkirakan akan kembali bertahan di level 6,25% meski rupee juga terdepresiasi dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, pada rapat Mei 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25%. BI juga mempertahankan suku bunga operasi sterilisasi satu hari sebesar 5,5% dan suku bunga operasi refinancing sebesar 7%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan mempertahankan BI rate sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah-langkahnya. secara preventif A berbahagialah untuk memastikan inflasi tetap terkendali sesuai sasarannya.
RISET CNBC INDONESIA
[email protected]
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik opini CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, oleh karena itu kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang diakibatkan oleh keputusan ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel lain
IHSG kembali bahagia, saham GOTO dan 4 Bank Jumbo menjadi penggeraknya
(chd/chd)