Sebagai saksi kunci kasus pembunuhan Vina, Sadikun sempat bersembunyi di Bogor

Sadikun membenarkan, sebelum dan sesudah pembunuhan Vin dan Eky pada Sabtu malam, 27 Agustus 2026, dirinya bersama Saka Tatal.

Ia mengatakan, sebelum kejadian, dirinya bersama Saka Tatal dan teman-temannya berkumpul di dekat SMP 11 Kota Cirebon. Rumah Sadiku dan Sak letaknya berdekatan bahkan berkerabat.

“Aku dan Saka masih bersaudara. Pukul 19.00 mengumpulkan “Anak-anak, ada Saka, tetangga, jumlahnya sekitar 20 orang,” kata Sadikun.

Mereka kemudian pindah ke rumah pamannya Ek Sandi di dekat tempat pertemuan pertama mereka. Eka Sandi merupakan salah satu penyintas kasus pembunuhan Vina Cirebon.

Sekitar pukul 22.30 WIB, temannya Irfan datang meminta bantuan untuk membawa sepeda motornya ke bengkel karena mogok.

“Air radiatornya pecah, saya minta tolong. Saya bilang lagi besok, tapi teman saya Irfan ngotot karena besok ada acara. Akhirnya saya telepon teman yang punya bengkel,” jelasnya.

Setelah dihubungi, pemilik bengkel segera datang dan membawa sepedanya ke bengkel untuk diperbaiki.

“Dua tukang reparasi Datang ke rumah neneknya Saka Tatal. Saat dibawa ke bengkel, itu adalah sepeda motor IrfanLangkah terhadap untuk terbang Di jalan tol dengan dua tukang reparasi, saya dan Saka menaiki tiang jam tangan di belakang,” jelasnya.

Ketika Anda ingin lulus untuk terbang Talun, dia melihat banyak polisi dari kejauhan. Mengira telah terjadi penyergapan kendaraan, dia dan Saka memutuskan untuk mengambil rute lain. Selain tidak memiliki SIM, Saka juga tidak memakai helm.

“Cuma dua mekanik dan Irfan yang jalan lurus jembatan layang Saya berbalik untuk dipakai jalan lain ke bengkel,” ujarnya.

Sesampainya di bengkel, Sadikun bertanya kepada dua mekanik yang sedang mendorong sepeda motor Irfan.

READ  Setelah 4 hari menguat, harga minyak turun!

“Aku bertanya kawan, apa yang terjadi di jalan tol? Jawab terus, kata tabrakan. Oh memikirkan penggerebekan,” ujarnya.

Setelah selesai sekitar pukul 24.00 WIB, ia kembali ke kediaman nenek Saka sedangkan Irfan kembali ke rumahnya.

“Aku tidur, aku tidak tidur di depan rumahnya,” kata Sadikun.

Tiga hari kemudian, dia dikejutkan dengan kabar Sak dan enam orang lainnya ditangkap polisi. Ia menjadi saksi pembelaan Saka Tatal saat berada di persidangan, namun kesaksiannya diabaikan.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *