Jakarta, CNBC Indonesia- Pelaku pasar dalam negeri masih bereaksi negatif terhadap keputusan bank sentral AS, The Fed, yang kembali mempertahankan suku bunga di level 5,25%-5,50%, sementara dot chart The Fed menunjukkan adanya penurunan suku bunga Fed Funds rate sebanyak satu kali pada tahun 2024. .
Indeks saham gabungan pada Kamis (13/06) menutup perdagangan di zona merah melemah 0,27% ke level 6.831. Sedangkan rupiah meski menguat 0,15 masih berada di level Rp15.265 per dolar AS.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan langkah The Fed untuk mempertahankan suku bunga sesuai dengan ekspektasi pasar, namun dot chart The Fed yang menunjukkan prospek penurunan suku bunga satu kali berbeda dengan ekspektasi penurunan suku bunga dua kali. tentu saja ini bukan kabar baik bagi Rupiah.
Irman Faiz menilai fundamental rupiah masih sangat baik, namun defisit transaksi berjalan yang terus melebar menandakan pasokan devisa semakin berkurang. Saat ini ada 2 langkah yang bisa dilakukan untuk mendukung nilai tukar, yaitu dengan menaikkan BI rate dan melalui instrumen Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI).
Seperti apa analisa dampak kebijakan The Fed terhadap IHSG dan Rupiah? Seperti apa analisa respon BI? Selengkapnya simak dialog Maria Katarina dengan analis saham CNBC Indonesia Reza Ilham Taufani dan ekonom Bank Danamon Irman Faiz dalam Closing Bell, CNBC Indonesia (Kamis 13/06/2024)
Quoted From Many Source